Partai Demokrat Antek Pendjadjah
Golkar Perubahan dari Gerinda | Palu Arit ala PKI dan PRD | Ada Jepang di Balik PKS |Jepang Juga Bikin PKB
Kategori: Isu Baru
ISBN: 978-602-8801-84-3
Ukuran: 18X23,5 cm
Halaman: 192 halaman
Terbit: Maret 2011
Harga: Rp. 44900
Munculnya sebuah parpol di Indonesia memang tidak lepas dari campur tangan kekuatan asing. Bahkan dana melimpah dan mengalir tanpa hitungan agar perpanjangan tangan kekuatan asing itu bisa menancapkan kukunya di bumi pertiwi ini. Seorang tokoh pemimpin pun muncul sebagai pion dalam percaturan politik, dari nama yang sebelumnya tidak diperhitungkan justru pada akhirnya memiliki kekuatan untuk mengendalikan. Ironisnya segala kebijakan yang lahir pun cenderung berkompromi dengan kepentingan “luar”.
Buku ini sarat akan segala penjelasan itu. Rakyat Indonesia mau tercengang, kecewa, atau sakit hati, itu bukan urusan “mereka” lagi.
_________________________REVIEW_________________________
“Sejarah partai politik di Indonesia memang menarik. Selain menyimpan hal-hal yang berbau heroik, ada juga yang berbau tengik.”
—Adhie M. Massardi, Koordinator Gerakan Indonesia Bangkit
“Kisah tentang petualang partai politik pada masa peralihan kekuasaan pasca 1945. Adakah yang semacam ini sekarang?”
—Asvi Warman Adam, Sejarawan dan Penulis Membongkar Manipulasi Sejarah
“Sejarah memang selalu berulang dan seringkali polanya tidak berubah. Melalui buku ini, kita menemukan nama partai yang ternyata juga tak berubah. Ternyata sejarah bukan sekadar kisah kepahlawanan dan heroisme tapi bisa juga tentang pengkhianatan dan kekonyolan. Buku ini lucu, mencerahkan, dan yang pasti menyegarkan. Sebuah cara pandang lain terhadap sejarah. Bravo Hendri!”
—Bonnie Triyana, Sejarawan
“Dalam buku luar biasa ini, kita bisa melihat momen sejarah bak panggung di mana para aktor memainkan perannya masing-masing: peran baik, jahat, dan berpura-pura. Peran-peran tersebut dapat kita jumpai saat ini. Ada garis lurus antara peran historis di masa lalu dengan masa kini. Yang berbeda hanya para aktornya.”
—M. Subhi-Ibrahim, Dosen Falsafah dan Agama Universitas Paramadina